Rosnani

Lahir:Dumai 20 Desember 1969 Pekerjaan:Guru SMPN 1 DUMAI Alamat:Jl Diponegoro...

Selengkapnya
Navigasi Web

KETIKA CINTA HARUS MEMILIH (Tantangan hari k3 87)

HARI KE 87

PART 11

KETIKA CINTA HARUS MEMILIH

Rumah cat biru itu rumah yang paling asri di tikungan jalan rajawali. Walaupun berukuran standar,namun rumah tersebut teduh dan bersih. Pekarangannya yang tidak begitu lebar dimanfaatkan semaksimal mungkin. Bunga dan pohon produktif tertata dengan rapi. Siapa saja orang yang lewat di jalan itu,pasti berdecak kagum melihat tanaman yang tumbuh subur. Apalagi di sudut pagar rumah,tumbuh belimbing wuluh dan pohon cermai. Buah dari kedua pohon itu,bergerombol dan berjejer sampai ke batang bawah. Bunga bunga dengan pot yang unik,ikut mempercantik rumah sederhana tersebut. Itulah rumah kediaman Dara. Rumah yang selalu dia banggakan.

Ternyata keluarga Dara sama dengan keluarga pakdenya. Mereka orang orang yang suka dengan tanaman. Bagi mereka, jika rumah tidak dilengkapi dengan bunga dan tanaman,rumah tersebut kelihatan tandus. Ibarat wajah kita tanpa di lengkapi bedak dan lipstik kali yaa?.Walaupun udah mandi beberapa kali,namun jika tidak dipoles bedak dan lipstik,kelihatan belum mandi juga. Ini untuk perempuan lho?. Yang laki laki nggak mungkin kan?. Menyukai tanaman bagi adik beradik ibu adalah turunan dari orang tua mereka. Mereka anak petani,dimana hidup mereka bergantung dari tanaman. Tumbuh dan besar bersama tanaman di desa mereka yang subur.

Daraaaa, Daraaa, ini mas Aska datang,begitu suara ibu mengudara sampai ke kamar Dara. Askaaa?? Sudah lama Dara tidak menyebut dan melihat wajah Aska. Aska pun sudah begitu lama juga tidak mampir ke rumahnya. Tumben??? Mimpi apa tu cowok,tiba tiba udah nongol di rumah dia. Dara bergegas keluar kamar. Dilhatnya Aska sudah semakin dewasa dan matang. Dari cara dia berpakaian, Aska seperti baru dari kantor. Begitu rapi, menambah ketampanannya. Ah..sudah bekerja rupanya dia. Pikir Dara. Aduuh betapa malunya aku,hanya aku sendiri yang masih pengangguran tingkat tinggi.

Apa kabar Dara,begitu Aska menyapanya. Kabar kurang baik,jawab Dara sambil duduk berhadapan dengan Aska diteras depan. Ha ha ha Aska tertawa lebar. “Aduuuh kasihan deh, ini cobaan ,harap bersabar”. “Hmmmm ejeklah terus yaa? Biar puas tu tenggorokan”. Ha ha ha sekali lagi Aska ngakak melihat muka sewot Dara. “Eh Dara ..hidup ini adalah perjuangan”. “Mulai dari kandungan sampai kita mati”. “Apa yang perlu adalah tetap optomis,bahwa kita akan berhasil”. “Yaaah kalau itu ibu setuju”,ibu tiba tiba sudah muncul dengan baki penuh dengan piring dan gelas yang berisi es syirop yang segar. Dara tetap manyun menanggapi penjelasan ibu dan Aska. Perasaannya masih diliputi rasa mengkal,karena belum dapat pekerjaan juga. Dara tak tau,perasaan mengkal itu ditujukan kepada siapa. Yang jelas dia begitu malunya belum bekerja juga. Apalagi jika bertemu dengan alumni SMA dulu. Mereka yang standar otaknya jauh di bawah dia,sudah pada bekerja. Adduuuuh, Dara mengeluhkan nasibnya.

Aska tidak bisa berlama lama bercerita dengan Dara. Dia permisi mau kembali ke kantor. Aska berjanji,jika ada waktunya kosong,dia kan mampir dan kembali cerita ceriti. Dara memandang kepergiaan Aska sampai Aska menghilang dari pandangannya. “Beruntungnya nak Aska ya dara”. “Dapat langsung bekerja di perusahaan yang bonafid. Dari segi otak serta penampilan Aska yang selalu necis dan parlente,mendukung dari pekerjaan yang dia pegang. “Iyaa bu,aku yang belum beruntung. Kapan ya keberuntungan berpihak kepadaku”. “Berdoa dan berusahalah Dara”. “Suatu saat nanti doa mu akan di kabulkan Allah”.

Sebagaimana janjinya dengan ayah,Dara memutar haluan mencari kerja di perusahaan saja. Kantor instansi pemerintah sudah rata ia masuki. Termasuk juga dunia perbankan. Jawaban mereka sama semua,pada saat ini semua lowongan kerja terisi. Suatu saat nanti kami akan memanggil saudara jika ada yang pindah atau mengundurkan diri. Kalimat itu terus yang di dengar Dara,setiap kantor menolak lamarannya. Bosan,benar benar bosan Dara mendengarnya.

Perlahan dia memasuki perusahaan itu. Jarak dari rumahnya ke perusahaan yang dia tuju empat pulih lima menit perjalanan dengan motor. Cukup jauh memang untuk ukuran cewek. Tapi Dara tidak perduli,yang penting dia bekerja. Alhamdulillah ..Dara diterima di perusahaan Berlian karya tama. Perusahaan besar yang bergerak pada bidang minyak sawit dan bahan dasar kosmetik. Dara diterima bekerja,melonjak lonjak saking gembiranya. Sampai di rumah,dia kabari ibu dan ayah. Walaupun sebenarnya ayah agak keberatan anak wanitanya menempuh begitu jauh,namun setelah dilihatnya muka Dara begitu ceria, ayah ikut juga gembira.

Enam bulan Dara bekerja,bagi manager perusahaan sudah nampak otak Dara sangat brilian. Dari pegawai biasa Dara di promosikan langsung ke staf. Pertama Dara tidak percaya,tapi surat keputusan dia di tempatkan di staf sudah di tangan,maka dia bergegas pindah ke ruangan staf. Tak lengah Dara menelpon kakaknya dan menceritakan tentang keadaan kerjanya. Ranti sangat berbahagia sekali,sekarang adiknya sudah bekerja. Kepada Dara, Ranti berpesan agar berhati hati dalam bekerja. Apalagi menyangkut masalah uang. Karyawan atau para pekerja di perusahaan banyak diberhentikan karena banyak yang tidak jujur

Sore itu setelah pulang ngantor Dara mampir ke sebuah rumah makan. Perutnya sudah keroncongan. Dari pagi hingga ke siang,dia bekerja tanpa henti. Ufff sudah mau patah rasanya pinggang Dara. Maka dalam perjalanan diputuskannya untuk rileks di restoran itu. Dara memesan mie becek dan jus jeruk panas. Sembari dia menunggu hidangan datang dia main HP. Tak lama setelah itu,pesanannya datang. Dara menikmati makanan lezat yang disajikan. Dia santap hidangan itu dengan lahapnya. Sambil makan dia memperhatikan orang sekelilingnya satu persatu.

Sedang asyiik menguyah makanan,tiba tiba mulut Dara terhenti. Di sudut bangku paling ujung,rasanya dia melihat Aska juga sedang makan. Aska tidak sendirian. Dari Punggung teman yang membelakangi Dara,jelas kelihatan dia adalah perempuan. Dara terhenti sejenak mengunyah makanannya. Dia memastikan yang dipandangnya itu benar benar Aska. Ternyata benar,lima menit kemudian ke dua pasangan itu beranjak dari duduknya dan segera berlalu dari pintu samping resto itu. Cepat cepat Dara menghabiskan makana dan minuman yang dia pesan. Setelah membayar ke kasir, Dara langsung pulang. Ada yang sesak dan menyenak dalam hati dan dadanya. Dada Dara bergemuruh. Kaki dan tangannya lemas. Dara benar benar nyesek. “Duh Gusti..tolong aku”,pinta Dara

Selesai sholat maghrib, Dara termenung di pinggir tempat duduknya. Dia masih terbayang bagaiman Aska menggandeng cewek langsing tersebut. Ternyata waktu, profesi dan uang banyak membuat seseorang berubah. Dari awal lagi Dara sudah menduga,bahwa Aska menganggapnya hanya sebagai seorang adik. Hanya Dara saja yang menyimpan perasaan suka tersendiri terhadap Aska. Dipijit pijit Dara tengkuknya yang terasa pegal. Apakah peristiwa yang dilihatnya tadi perlu dia beritahu kakaknya Ranti?. Sebaiknya iya,agar Ranti jangan berprasangka,bahwa kehadirannya di kota ini menjalin kembali hubungan sebagaimana biasa dengan Aska. Tapi Dara ragu,apakah kakaknya percaya dengan ceritanya. Ranti selalu mengatakan bahwa Dara selalu tergesa gesa mengambil kesimpulan. Ahhh....biarlah aku simpan sendiri saja, agar keadaan tetap normal seperti biasa.

Tanpa disangka sangka,Aska sore minggu itu bertamu ke rumah Dara. Kali ini dia tidak sendirian. Dia membawa cewek yang ada di resto kemaren. Cewek tinggi semampai dan hitam manis. Tapi jika di bandingkan dengan kakaknya, jauh cantik Ranti dari cewek ini,pikir Dara. Aska dengan gaya yang biasa saja, tetap guyon dan mencandai Dara. Dara sedikit kikuk di candai Aska di depan cewek itu. Cewek itupun tidak begitu respect dengan perbincangan mereka. Karena suasana kaku,akhirnya Aska minta izin pulang. Setelah Aska pulang,Dara tetap duduk di kursi itu. Aska...Aska, kamu pikir aku cemburu,dengan mempamerkan cewekmu dengan aku. Baik.., suatu saat akan ku pamerkan juga gebetanku. Tunggu yaa ada masanya, akan datang nantinya arjunaku. Tapi...kapan yaaa??. Dara bingung. Dia termenung sambil menatap bunga dalam jambangan di atas meja.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ditunggu gabetannya ya Dara... next kkk..

04 Jul
Balas

yang sabar ya?? Dara lagi asyiik dapat kerjaan nih

06 Jul



search

New Post